Laporan Praktek Kerja Lapang
Sistem Refrigerasi Dalam Pembuatan Balok Es di Pabrik Es PT
Elvata Kelurahan Fatubesi
Oleh
Bintare Umbu
Kabalu Puay
09390008
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
KRISTEN ARTHA WACANA
KUPANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perikanan sebagai suatu kegiatan ekonomi adalah
usaha manusia memanfaatkan sumber daya alam biologi perikanan dengan cara
menerapkan kaidah teknologi secara ekonomis untuk mencapai kesejahteraan
manusia melalui produksi hasil perikanan. Bagian terbesar dari hasil perikanan
adalah yang berbentuk pangan. Ikan adalah salah satu jenis pangan yang paling
cepat membusuk. Kecepatan ikan membusuk terutama sangat dipengaruhi oleh suhu.
Suhu sangat berperan penting dalam daya awet hasil perikanan. hal inilah yang
membuat hasil-hasil perikanan dikaitkan dengan usaha refrigerasi, yakni
memanfaatkan teknologi refrigerasi guna mendinginkan atau menurunkan suhu hasil
perikanan dimaksud guna memperpanjang daya awetnya.
Refrigerasi adalah suatu kegiatan produksi dan
pemeliharaan tingkat suhu dari suatu bahan atau ruangan pada tingkat yang lebih
rendah dari pada suhu lingkungan atau atmosfir sekitarnya dengan cara penarikan
atau penyerapan panas dari bahan atau ruangan tersebut. Sedangkan refrigerasi
mekanik merupakan suatu sistem refrigerasi yang menggunakan tenaga khusus untuk
dapat digerakan guna memproduksi dingin dengan bantuan mesin atau alat. Suatu
sistem refrigerasi konvensional, memanfaatkan sifat-sifat panas suatu jenis
bahan selagi ia berubah dari keadaan cair menjadi gas/uap dan sebaliknya. Bahan
tersebut dalam teknologi refrigerasi dinamakan refrigerant.
Pabrik es Efata
merupakan suatu pabrik penghasil balok es yang keberadaannya sangat vital bagi
keberlangsungan kegiatan perikanan yang berlangsung di pasar ikan Oeba dan
sekitarnya. Berdiri sejak tahun 2003, pabrik es ini menjadi suatu usaha yang
tidak dapat dipisahkan lagi dalam upaya masyarakat untuk memperpanjang daya
awet ikan segar dan hasil-hasil olahan ikan lainnya lewat penurunan suhu bahan
pangan hasil perikanan. Balok es dihasilkan dengan menurunkan suhu air tawar
sampai mencapai titik bekunya (0 ºC) dengan bantuan refrigerant berupa ammonia (NH3)
menggunakan metode brine tank.
Menilik dari uraian tersebut di atas,
penulis tertarik untuk mengambil judul tentang “Sistem Refrigerasi Dalam Pembuatan Balok Es di Pabrik Es PT Efata
Kelurahan Fatubesi.”
1.2.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Praktek Kerja
Lapang dimulai dari kegiatan persiapan, survei, perencanaan kegiatan,
pelaksanaan kegiatan yang meliputi pemantauan sistem Refrigerasi sampai perawatan
alat dan mesin yang ada.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam
kegiatan Praktek Kerja Lapang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus,
sebagai berikut :
1.
Tujuan umum adalah sebagai salah satu
syarat memprogram mata kuliah Praktek Kerja Lapang untuk selanjutnya bisa
melakukan kegiatan penelitian dan memprogram mata kuliah skripsi.
2.
Tujuan khusus ialah untuk mengetahui sistem
refrigerasi yang berlangsung dan terlibat secara langsung dalam alur kegiatan
pembuatan balok es yang dilakukan di Pabrik
Es Elvata – Oeba, Kelurahan Fatubesi, Kota Kupang-NTT.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari
kegiatan praktek kerja lapang ialah mengetahui pemantauan sistem Refrigerasi
sampai perawatan alat dan mesin yang ada di Pabrik Es Elvata, Oeba.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Sistem Refrigerasi
2.1.1.
Refrigerasi
Perikanan sebagai suatu sistem ekonomi,
adalah usaha manusia memanfaatkan sumber daya alam biologi perikanan dengan
cara menerapkan kaidah teknologi secara ekonomis untuk mencapai kesejahteraan
manusia melalui produksi hasil perikanan.
Menyadari besarnya peranan suhu dalam
daya awet hasil perikanan mendorong manusia mengaitkan hasil perikanan itu
dengan usaha refrigerasi. Yakni memanfaatkan teknologi refrigerasi guna
menurunkan atau mendinginkan suhu hasil perikanan itu agar panjang daya awetnya.
Jadi, kegiatan kegiatan refrigerassi hhasil perikanan adalah usaha mendinginkan
hasil perikanan agar awet, guna memperoleh manfaat biologis (gizi) dan ekonomis
yang setinggi-tingginya.
Refrigerasi merupakan suatu proses
penarikan kalor dari suatu benda/ruangan ke lingkungan sehingga temperatur
benda/ruangan tersebut lebih rendah dari temperatur lingkungannya. Kinerja
mesin refrigerasi kompresi uap ditentukan oleh beberapa parameter, diantaranya
adalah kapasitas pendinginan, kapasitas pemanasan, daya kompresi, koefisien
kinerja dan faktor kinerja. Sesuai dengan konsep kekekalan energi, panas tidak
dapat dimusnahkan tetapi dapat dipindahkan. Sehingga refrigerasi selalu
berhubungan dengan proses-proses aliran panas dan perpindahan panas.
Pada dasarnya sistem refrigerasi dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Sistem
refrigerasi mekanik
Sistem refrigerasi ini menggunakan
mesin-mesin penggerak atau dan alat mekanik lain dalam menjalankan siklusnya.
Yang termasuk dalam sistem refrigerasi mekanik di antaranya adalah:
a.
Siklus Kompresi Uap (SKU)
b.
Refrigerasi siklus udara
c.
Kriogenik/refrigerasi temperatur ultra rendah
d.
Siklus Sterling
2. Sistem refrigerasi non mekanik
Berbeda dengan sistem refrigerasi
mekanik, sistem ini tidak memerlukan mesin-mesin penggerak seperti kompresor
dalam menjalankan siklusnya. Yang termasuk dalam sistem refrigerasi non mekanik
di antaranya:
a. Refrigerasi
termoelektrik
b. Refrigerasi
siklus absorbs
c. Refrigerasi
steam jet
d. Refrigerasi
magnetic dan Heat pipe
Dewasa ini, penerapan siklus-siklus
refrigerasi hampir meliputi seluruh aspek kehidupan kita sehari-hari.Industri
refrigerasi dan tata udara telah berkembang sangat pesat dan sangat variatif,
demi memenuhi kebutuhan pasar yang sangat bervariasi.
2.1.2.
Siklus
Kompresi Uap
Dari sekian banyak jenis-jenis sistem
refigerasi, namun yang paling umum digunakan adalah refrigerasi dengan sistem
kompresi uap. Komponen utama dari sebuah siklus kompresi uap adalah kompresor,
evaporator, kondensor dan katup expansi.
Gambar
1.1. Skema Siklus Kompresi Uap
Pada siklus kompresi uap, di evaporator
refrigeran akan ‘menghisap’ panas dari lingkungan sehingga panas tersebut akan
menguapkan refrigeran. Kemudian uap refrigeran akan dikompres oleh kompresor
hingga mencapai tekanan kondensor, dalam kondensor uap refrigeran
dikondensasikan dengan cara membuang panas dari uap refrigeran ke
lingkungannya. Kemudian refrigeran akan kembali di teruskan ke dalam
evaporator.
Proses-proses yang berlangsung pada
siklus kompresi uap diatas adalah sebagai berikut:
a. Proses
kompresi (1-2)
Proses ini dilakukan oleh kompresor dan
berlangsung secara isentropik adiabatik. Kondisi awal refrigerant pada saat masuk
ke dalam kompresor adalah uap jenuh bertekanan rendah, setelah mengalami
kompresi refrigerant akan menjadi uap bertekanan tinggi. Karena proses ini
berlangsung secara isentropik, maka temperatur ke luar kompresor pun meningkat.
b. Proses
kondensasi (2-3)
Proses ini berlangsung didalam
kondensor. Refrigeran yang bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi yang
berasal dari kompresor akan membuang kalor sehingga fasanya berubah menjadi
cair. Hal ini berarti bahwa di dalam kondensor terjadi pertukaran kalor antara
refrigeran dengan lingkungannya (udara), sehingga panas berpindah dari
refrigeran ke udara pendingin yang menyebabkan uap refrigeran mengembun menjadi
cair.
c. Proses
expansi (3-4)
Proses expansi ini berlangsung secara
isoentalpi. Hal ini berarti tidak terjadi perubahan entalpi tetapi terjadi drop
tekanan dan penurunan temperatur. Proses penurunan tekanan terjadi pada
katup expansi yang berbentuk pipa kapiler atau orifice yang berfungsi
untuk mengatur laju aliran refrigeran dan menurunkan tekanan.
d. Proses
evaporasi (4-1)
Proses ini berlangsung secara isobar
isothermal (tekanan konstan, temperatur konstan) di dalam evaporator. Panas
dari lingkungan akan diserap oleh cairan refrigeran yang bertekanan rendah
sehingga refrigeran berubah fasa menjadi uap bertekanan rendah. Kondisi
refrigeran saat masuk evaporator sebenarnya adalah campuran cair dan uap.
2.1.3. Refrigerant
Refrigeran adalah fluida kerja utama
pada suatu siklus refrigerasi yang bertugas menyerap panas pada temperatur dan
tekanan rendah dan membuang panas pada temperatur dan tekanan tinggi. Umumnya refrigeran
mengalami perubahan fasa dalam satu siklus. Media pendingin (cooling media)
adalah media yang digunakan untuk mengantarkan efek refrigerasi ke tempat yang
membutuhkan.
Sistem pendingin udara pada unit yang
besar, seperti bangunan komersial, menempatkan siklus pendingin terpusat pada
suatu tempat. Dan ruangan yang menggunakan efek refrigerasi relatif jauh dari
unit ini, untuk keperluan ini adalah lebih baik menggunakan medium lain
daripada harus mensirkulasikan refrigeran ke tiap ruangan. Medium yang lain
inilah yang disebut medium pendingin atau sering juga diistilahkan refrigeran
sekunder. Medium yang umum digunakan adalah air, glycol, dan larutan
garam. Cairan absorbent (liquid absorbent) adalah cairan yang digunakan
untuk menyerap uap refrigeran. Istilah ini hanya dijumpai pada siklus absorpsi.
Contoh yang umum dijumpai adalah lithium bromida dan ammonia.
BAB III
METODE PRAKTEK
3.1. Waktu
dan Tempat
Kegiatan
Praktek Kerja Lapang ini bertempat di Pasar Ikan
Oesapa Kelurahan Fatubesi Kupang. Berlangsung selama 12 kali turun mulai dari bulan Juni-Juli 2013.
3.2. Alat
dan Bahan Praktek
3.2.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan PKL antara lain :
a.
Alat
tulis-menulis untuk mencatat hasil yang
di dapat di lokasi PKL
b.
Kamera
untuk mendokumentasi.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan PKL yaitu:
1.
Refrigerant berupa Amonia (NH3)
2.
Air Segar
3.
Termometer
4.
Larutan Garam
3.3.
Prosedur Kegiatan PKL
3.3.1
Persiapan
Persiapan yang
dilakukan adalah :
1.
Penentuan obyek PKL
2.
Melakukan survei lokasi dan pendekatan
dengan manajer pabrik
3.
Mempersiapkan alat yang dibutuhkan
selama PKL
4.
Membuat log book
3.3.2
Pelaksanaan
Kegiatan
Dalam
pelaksanaan kegiatan PKL mahasiswa turut serta dalam melakukan operasi produksi balok es :
1.
Pemantauan serta pengawasan alat dan
mesin selama kegiatan pembuatan balok es
2.
Mengecek keadaan alat dan mesin agar proses
pembuatan balok es berjalan dengan baik.
3.
Pembuatan balok es
3.3.3
Pelaporan
Laporan
dilakukan setelah mahasiswa selesai melakukan pengambilan data di lapangan.
3.4. Metode PKL
Metode
yang digunakan dalam melakukan Praktek Kerja Lapang ini adalah terlibat langsung dalam kegiatan pembuatan balok es di
lapangan dan mengenal
hal-hal praktis yang ada di lapangan yaitu cara
pembuatan balok es
dan pengamatan terhadap sistem refrigerasi yang terjadi di Pabrik Es Elvata
serta
mengetahui masalah yang sering
dihadapi
saat pembuatan balok es, dan sebagian data diperoleh melalui wawancara langsung dengan manajer, operator, teknisi
dan karyawan yang ada di pabrik untuk mengetahui sistem refrigerasi yang
berlaku dalam pembuatan balok es.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1.
Gambaran
Umum Obyek PKL
Berdiri pada tahun 2003 dan
langsung beroperasi sekitar tahun 2004. Pabrik es ini dibangun dengan modal
awal 1,4 miliar rupiah, dan dengan modal ini dibeli mesin utama dengan harga
400 juta rupiah dan modal lain digunakan untuk pembangunan tambahan pabrik es.
Pabrik Es Elvata terletak di sebelah
barat pasar Oeba Kelurahan
Fatubesi. Pabrik ini menjadi sentra pembelian balok es yang umum digunakan masyarakat
nelayan dan rumah industri dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
upaya mempertahankan daya awet hasil-hasil perikanan yang ada di seputaran
lokasi pasar Oeba. Mulai dari usaha penangkapan ikan, pendinginan sampai pembuatan
fillet ikan membeli es dari pabrik es Elvata ini.
4.1.2.
Struktur dan Prosedur Manajemen
Sejauh ini, Pabrik Es Elvata telah
memiliki Struktur Manajemen sebagai
berikut ;
a.
Direktur :
Bapak William Da Costa
b.
Manajer :
Bapak Jhon Da Costa
c.
Bendahara : Ibu Maria Da Costa
d.
Pemegang Buku : Bapak Jimmy Sine
e.
Operator Mesin I : Samuel Asanab
f.
Operator Mesin II : Jhon Snemin
g.
Operator Mesin III : Oscar Asanab
h.
Karyawan : 3 orang (Melkianus Benu, Okto Talan & Kusno
Neonufa)
i.
Supir Truk Pengantar : Danial Toehuan
Prosedur manajemen yang berlangsung dalam Pabrik Es Elvata
adalah sebagai berikut ; William Da Costa sebagai pemegaang saham tertinggi
menjabat sebagai Direktur di Pabrik Es Elvata. Sedangkan adik kandung dari
beliau memegang jabatan sebagaai Manajer Pabrik yang bertugas mengawasi dan
memantau segala kegiatan yang berlangsung agar dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan prosedur yang diinginkan.
Bapak Jimmy Sebagai pemegang buku, dalam hal ini
beliau bertugas sebagai pencatat hasil-hasil penjualan yang berlangsung dalam
sehari, Ibu Maria selaku bendahara bertugas mengelola keuangan baik pendapatan
maupun pengeluaran yang ada di pabrik. Selain itu ada juga 3 orang karyawan
yang bertugas sebagai operator mesin sekaligus Teknisi, Mereka bertugas merawat dan menjaga mesin
agar tetap berada dalam kondisi terbaiknya.Ada juga 3 orang karyawan yang
tugasnya membongkar ice can balok es ketika proses penjualan dan mengisi
kembali kat dengan air segar untuk dibekukan. Untuk mengantar balok es yang
dipesan dalam jumlah besar ditugaskan seorang sopir truk yang mengantar ke
lokasi pemesan balok es.
4.1.3.
Sarana Prasarana dalam Pabrik
Pabrik es Elvata selama mulai berdirinya hingga
sekarang telah memperbaharui diri dengan menambahkan sarana prasarana mulai
dari ;
1. Mesin penghancur es : digunakan untuk menghancurkan es
balok untuk mendapatkan es curai sesuai denngan permintaan konsumen pada
umumnya.
2. Agitator : Alat yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi
kadar garam
3. Kondensor : Sebagai tempat pengembunan refrigeran
bertekanan tinggi
4. Evaporator :
Sebagai tempat menguapkan refrigeran bertekanan rendah
5. Thermokopel : alat ini didasarkan pada prinsip kalau
dua kawat yang dibuat dari material yang berlainan (biasanya
tembaga-constantan) yang dihubunngkan kedua ujungnya membentuk sirkuit
tertutup, maka kalau terjadi perubahan suhu antara kedua simpul tersebut mengalirlah
arus listrik dan tegangan listrik yang bangkit dihubungkan kepada penunjuk suhu
yang langsung dapat dibaca pada skala.
6. Genset : Sebagai sumber energi listrik cadangan
7. Kompresor berfungsi untuk memindahkan uap refrigerant
bertekanan rendah yang ada di Evaporator ke kondensor.
8. Katrol pengangkat untuk mengangkat cetakan dalam brine tank
9. Sarana Pendukung berupa : Truk Pengangkut balok es 2 unit, inventaris untuk keperluan kantor,
4.1.4.
Pembuatan Balok Es
Bahan Baku
dan Peralatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1.
Bahan
Baku
a. Sumber
Mata Air Oeba.
2.
Bahan
Pembantu
a.
Garam : digunakan
untuk proses pembekuan air
b.
NH3 atau amoniak :
sebagai refrigeran
c.
Oli dan solar :
digunakan untuk keperluan mesin
Proses
Pembuatan Es Balok dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tahap I (Proses Pengisian)
2. Tahap II (Proses Pengangkatan)
3. Tahan III (Proses Pendinginan)
4. Tahap IV (Proses Perendaman)
5. Tahap VI (Proses Pelepasan)
6. Tahap VI (Proses Penyortiran)
4.1.5.
Penjualan Es
Dalam kegiatan penjualan balok es, Pabrik Es Elvata
menjual dua jenis produk diantaranya yaitu balok es, dijual seharga Rp. 9.000,-/balok es sedangkan es yang telah dihancurkan, dijual dengan harga Rp.
10.000,-/balok es terhitung tanggal 1 juli
2013.
Dalam sekali penjualan, terhitung dalam sehari Pabrik
Es Elvata bisa menjual hingga 799 balok es atau 47 ret pan balok es .
Balok-balok es tersebut umumnya dijual kepada para nelayan yang membutuhkan es
dalam upaya mempertahankan mutu ikan hasil tangkapan, biasanya dapat terjual 10
ton kepada nelayan dan usaha-usaha pengolahan ikan lainnya. Sedangkan untuk
penjualan terbesar ada pada ‘kontener’
(pengumpul balok es) yang letaknya tidak jauh dari lokasi Pabrik Es Elvata
berdiri. Kontener ini akan menjual kembali Balok Es kepada para nelayan yang
tidak sempat membeli balok es di Pabrik Es Elvata dengan harga yang berbeda
tentunya.
4.2. Pembahasan
4.2.1.
Sistem
Refrigerasi Di Pabrik Es Elvata
Sistem
refrigerasi yang berlangsung dalam pembuatan balok es di Pabrik Es Elvata
menggunakan refrigeran berupa Amonia (NH3)
dan menggunakan siklus sistem refrigerasi secara kompresi. Berikut ini akan
dijelaskan tentang segala bentuk proses yang berlangsung dalam suatu siklus
sistem refrigerasi yang terjadi di Pabrik Es Elvata.
Proses-proses
yang berlangsung pada suatu sistem refrigerasi yang berlangsung dalam pembuatan
pabrik es Elvata dapat dikemukakan berupa suatu siklus dasar yang menggerakan
sistem refrigerasi itu sendiri. Panas yang berasal dari bak penampung diserap
ke dalam pipa evaporator; panas itu tersimpan dalam uap refrigeran bertekanan
rendah, dihisap ke dalam jantung sistem refrigerasi. Pada sistem kompresi
jantung ini berupa kompresor, sedangkan pada sistem absorbsi, berbentuk
absorber dan generator. Oleh jantung panas yang dihisap yang dibawa oleh uap refrigeran
bertekanan rendah itu dipompakan menuju alat pengembun (kondensor). Tekanan uap
refrigeran itu menjadi tinggi dan menjadi jenuh akan panas. Dengan bantuan air
yang disiramkan ke pipa kondenser, uap refrigeran yang berada dalam kondenser
berubah kembali menjadi cairan. Panas yang terkandung dalam uap saat menguap
dienyahkan bersama air pendingin kondenser. Cairan yang terbentuk tadi
berkumpul dalam tangki penerima, cairan refrigeran ini bertekanan tinggi dan
mengalir menuju alat pengatur pemuaian, alat pengatur ini biasa disebut juga
dengan keran ekspansi. Dengan mengatur keran, cairan bertekanan tinggi berubah
menjadi cairan refrigeran dingin yang bertekanan rendah. Cairan ini akan
menyerap panas yang ada pada bahan (air yang akan menjadi balok es) dalam
tangki pembekuan. Hal ini akan menyebabkan bahan tadi akan turun suhunya
sehingga mengalami perubahan wujud dari cair (air segar) menjadi padat (balok
es).
Refrigeran
berupa ammonia yang telah menyerap panas dari bahan tadi akan mendidih dan
menguap. Uap ini akan disalurkan kembali ke jantung sistem refrigerasi berupa
kompresor untuk diulang kembali serangkaian siklus sistem refrigerasi yang berlangsung
dalam pembuatan balok es di pabrik es Elvata Oeba, Kelurahan Faatubesi Kupang.
Seluruh
sistem refrigerasi dalam siklus ini disatu-hubungkan oleh suatu sistem
perpipaan melalui pipa-pipa dimana refrigeran mengalir untuk melakukan,
mengerjakan dan mengulangi siklus.
4.2.2.
Pembuatan
Balok Es
Bahan Baku dan Peralatan dan proses
Pembuatan Balok Es :
Ø Bahan Baku
a. Sumber
Mata Air Oeba, merupakan bahan baku pembuatan balok es
Ø Bahan Pembantu
a.
Garam, berfungsi untuk mencapai proses pendinginan (sebagai mediator) karena
air garam dengan kadar kurang lebih 19 % terlarut paling sempurna
dan tidak terjadi endapan pada bak pendingin yang memiliki titik beku lebih
rendah dibanding dengan air murni yang ada di dalam ice scan.
b.
NH3 atau amoniak, berfungsi sebagai pendingin karena amoniak
memiliki titik didih -280 F.
c.
Oli dan solar, berfungsi sebagai pelumas dan bahan bakar mesin-mesin
produksi.
Ø Alat bantu yang digunakan
1. Ice Can : yaitu wadah tempat mengisi air sekaligus sebagai cetakan
untuk balok es. Wadah ini dibuat dengan bentuk trapesium agar mempermudah saat
melakukan proses pelepasan ketika air telah berubah bentuk dan mengeras menjadi
es balok.
1.25 m
|
1.25
m
|
1.25
m
|
1.25
m
|
Gambar 2. Ice Can/Wadah yang
digunakan dalam pembuatan balok es
Dengan ukuran cetakan seperti pada
gambar, pembuatan satu balok es menggunakan 8 liter air.
2. Gancu : yaitu alat pengait yang digunakan untuk membantu
melepaskan balok es dari ice can.
Ø Proses Pembuatan Es Balok dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Tahap I (Proses Pengisian)
Ice can (cetakan es) diisi dengan air murni
dengan menggunakan Filling Tank (Tangki Pengisian Air), air sebagai
bahan baku utama pembuatan es yang diambil dari sumber mata air Oeba.
Ice can yang digunakan terbuat dari
plat 1.8 mm dengan lapisan anti karat galvanis, dan dilengkapi dengan frame isi
17 unit cetakan dengan masing-masing cetakan mempunyai berat 50 kg. Filling
Tank (Tangki pengisisan air) tidak dilengkapi dengan katup dan level
control sehingga pengisian air dikontrol secara manual oleh pekerja sesuai
dengan kapasitas cetakan balok es.
2. Tahap II (Proses Pengangkatan)
Setelah proses
pengisian selesai, ice can kemudian diangkat oleh pengangkat dan
diletakkan kedalam Brine Tank (bak pendingin) yaitu dengan memasang ice
can pada rei (alat Bantu untuk mempermudah proses penempatan) yang
terdapat pada bagian atas Brine Tank. Pada saat ice can masuk ke dalam brine
tank, beberapa bagian tidak masuk seluruhnya ke dalam brine tank hal ini dimaksudkan agar larutan garam yang ada di dalam
bak penampungan tidak bercampur dengan air di cetakan.
3. Tahan III (Proses Pendinginan)
Ice can tersebut kemudian dicelupkan ke
dalam Brine Tank dan terendam sampai level air di dalam ice can sejajar
dengan level brine tank (tangki proses). Brine berfungsi sebagai media
untuk mengambil kalor dari air sehingga air menjadi dingin dan lama-kelamaan
akan membeku (menjadi es). Proses pendinginan memakan waktu kurang lebih 24 jam
agar es balok yang dihasilkan nantinya benar-benar matang.
4. Tahap IV (Proses Perendaman)
Apabila es balok sudah terbentuk (membeku) proses
selanjutnya adalah pengangkatan ice can dari Brine Tank untuk
direndam di air normal pada Dip Tank (Tangki pelepas es). Hal ini bertujuan agar sisi es balok
terluar mencair, agar es balok tersebut mudah terlepas dari ice can.
5. Tahap VI (Proses Pelepasan)
Setelah
sisi es balok terluar mencair, maka ice can diangkat dengan menggunakan pancu
dan dikeluarkan dari cetakan, setelah es balok keluar kemudian angkut ke tempat
penyortiran dengan cara diluncurkan dengan can dumper (peluncur es).
Tempat peluncuran es dibuat dengan kemiringan sekitar 30 derajat agar dapat mempermudah
penyortiran.
6. Tahap VI (Proses Penyortiran)
Es balok
yang sudah terlepas dari ice scan tadi disortir untuk memperoleh es
balok yang layak untuk dijual ke konsumen. Untuk balok es yang patah ditutupi
dengan terpal basah agar dapat dijual kembali jika ada pembeli yang ingin
membeli es yang sudah dihancurkan.
4.2.3.
Analisa Produksi dan Usaha
Es balok yang dihasilkan memiliki masing-masing berat 25
kg. Dalam seharinya mampu memproduksi es balok
sebanyak 19.975 kg atau 799 balok setiap hari. Angka ini berdasarkan kapasitas mesin yang ada dalam pabrik
selama melakukan kegiatan produksi. Tercatat pada bulan Mei 2013 Pabrik Es
Elvata menjual sampai 20.196 balok es atau sekitar 504,9 ton balok es.
Sebagai
gambaran untuk menganalisis suatu unit usaha pabrik es dapat dilihat dalam
analisa usaha pabrik es berikut ini;
Analisa Usaha Pabrik Es Kapasitas 599.25 ton/bulan
(23.970 balok/bulan)
No
|
Uraian
|
Volume
|
Biaya Satuan
(Rp)
|
Jumlah
(Rp)
|
A.
|
Biaya
Operasional Per Bulan
|
|||
1.
|
Biaya
listrik
|
1 bulan
|
20.000.000
|
20.000.000
|
2.
|
Oli
Compressor (kompein 68)
|
40 liter
|
75.000
|
3.000.000
|
3.
|
Garam
|
750 Kg/bln
|
2.200
|
1.650.000
|
4.
|
Gaji
karyawan;
|
|||
-
Tenaga administrasi
|
3 Orang
|
1.100.000
|
2.200.000
|
|
-
Teknisi merangkap operator
|
3 Orang
|
1.100.000
|
3.300.000
|
|
-
Karyawan
|
4 Orang
|
750.000
|
3.000.000
|
|
5.
|
Uang
makan
|
10 org/bln
|
240.000
|
2.400.000
|
Jumlah
|
35.550.000
|
|||
B.
|
Biaya Operasional Pabrik es untuk
produksi 23.970 balok/bulan sebesar Rp. 35.550.000 Sehingga dapat dihitung Biaya Produksi per
balok es sebesar Rp. 1.483,-
|
|||
C.
|
Penjualan-
Jika Harga per balok Rp.
9.500,- Keuntungan per
balok Rp. 9.500 – Rp. 1.483 = Rp. 8.017
|
|||
D.
|
Keuntungan
|
|||
-
Per Hari
|
799 balok
|
8.017
|
6.405.583
|
|
-
Per bulan
|
23.970 balok
|
8.017
|
192.167.490
|
|
-
Per Tahun (11 bulan)
|
12 bulan
|
192.167.490
|
2.306.009.880
|
|
E.
|
Biaya
perawatan/ over haul mesin
|
1 tahun
|
25.000.000
|
25.000.000
|
F.
|
Biaya
Pembayaran Sumber Air
|
1 tahun
|
6.000.000
|
6.000.000
|
F.
|
Keuntungan
bersih per tahun Rp. 2.275.009.880
|
Dari Hasil Analisa bisa dilihat bahwa
keuntungan bersih yang didapat oleh Pabrik Es Elvata cukup besar yaitu
2.275.009.880,- per tahunnya. Belum termassuk pengeluaran untuk pembayaran pajak.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya maka bisa ditarik beberapa kesimpulan
antara lain ;
1. Pabrik
Es Elvata yang sudah berdiri selama sembilan tahun turut memberikan andil yang
cukup besar dalam upaya meningkatkan perhatian para pelaku usaha perikanan
untuk lebih mengedepankan mutu dan kualitas produk hasil perikanan.
2. Pabrik
Es Elvata menggunakan bahan pendingin atau refrigeran berupa Amonia (NH3). Refrigeran
ini sangat cocok dan tepat sekali digunakan dalam siklus refrigerasi sistem
kompresi.
3. Perawatan
dan pemeliharaan alat dan mesin yang ada dalam pabrik selalu ditingkatkan demi
kelancaran proses pembuatan balok es sehingga siklus sistem refrigerasi dapat
berjalan dengan baik. Terbukti dengan ditempatkannya 3 orang operator yang
khusus menangani mesin.
5.2.
Saran
Saran yang dapat diberikan setelah
melakukan kegiatan praktek kerja lapang di pabrik es Elvata yaitu ;
1. Harus
adanya keseriusan agar mahasiswa dapat mendalami dengan baik setiap proses
kegiatan yang berlangsung di pada praktek kerja lapang.
2. Praktek
Kerja Lapang Sebaiknya dilakukan pada awal-awal semester agar persiapan dan
pemantapan dalam melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapang dapat berjalan baik
DAFTAR PUSTAKA
Andika, R.
2006. Recovery, Recycle dan Recharging untuk Refrigeran Mesin Pendingin. Tugas
Sarjana. Teknik Mesin Universitas Bung Hatta.
Anonim.
2006. Refrigerasi & Sistem Penyejuk AC, Pedoman Efisiensi Energi untuk
Industri di Asia, (Online) (www.energyefficiencyasia.org).
Calm, J.M.
1994. Refrigeran Safety. ASHRAE Journal. 36(7):17-26. (www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-169-.pdf) diakses pada tanggal 6 juli 2013
Haryanto,
J.B. 2004. Teknik Mesin Pendingin. Volume kedua, Jakarta : Erlangga.
Indartono,
Y.S. 2006. Perkembangan Terkini Teknologi Refrigerasi (1). Berit@ Iptek.com.
Available from: URL: http://www.beritaiptek.com.
Piper,
J.P.E. 2008. How to Recycle Ozone-Depleting Refrigerans. Available from: URL:http://www.facilitiesnet.com/hvac/article/How-to-Recycle-OzoneDepleting-Refrigerans--9408
LAMPIRAN I
Foto-Foto Selama
Kegiatan Praktek Kerja Lapang
Foto
1. Wawancara dengan pekerja
|
Foto 2. Pengisian ice can
|
Foto
3. Operator
remot memasukan ice
can dalam brine tank
|
Foto
4. Praktikan sedang melakukan proses pelepasan balok es dalam bak pencelupan
|
Foto
5. Balok
Es di keluarkan dari ice can
|
Foto
6. Praktikan sedang mengeluarkan balok es dengan alat
bantu gancu
|
Foto
7. Katrol Pengangkat Balok Es
|
Foto
8. Balok
Es dalam Brine Tank
|
Foto 9. Pipa Pengisian
|
Foto
10. Katub Ekspansi
|
Foto
11. Kondensor
|
Foto
12. Mesin
Penghancur Balok Es
|
LAMPIRAN II
No
|
Hari/
tanggal
|
Jenis Kegiatan
|
Tingkat pencapain (%)
|
Keterangan
|
1
|
Senin,
17 Juni 2013
12.00-14.00 WITA
|
Perkenalan di Lokasi Praktek
dan Wawancara Singkat dengan manajer dan pekerja di Pabrik
|
80%,
didapatkan
data-data dan informasi penting tentang sejarah berdiri, kondisi dan keadaan
pabrik.
|
Belum diijinkan bekerja karena
baru hari pertama tiba.
|
2.
|
Rabu,
19 Juni 2013
07.00-10.00 WITA
|
- Pengisian air ke dalam ice
can lalu memasukkan ke dalam brine tank
- Pembongkaran dan Penjualan
Balok Es
|
Pengisian
5 ret ice can dan penjualan 18 balok es kepada 3 kelompok nelayan
|
Pembeli merupakan nelayan yang
melakukan kegiatan penangkapan menggunakan lampara.
|
3.
|
Sabtu
22 Juni 2013
08-13.00
|
Pembongkaran 4 ret (68 balok
es) dan isi ulang
|
Terjual 50 balok es dan 18
balok es yang telah dihancurkan.
|
Terjual 50 balok es dan 18
balok es yang dihancurkan
|
4.
|
Senin
24 Juni 2013
10.00-15.00
|
Pembongkaran 2 ret (68 balok
es) dan isi ulang 2 ret
|
Terjual 26 balok es
|
Tersisa 8 balok es yang tak
terjual ditutupi dengan terpal basah.
|
5.
|
Selasa 25 Juni 2013
09.00-10.00
|
Pembongkaran 1 ret balok es
|
Terjual 14 balok es
|
Tersisa 3 balok es yang tak
terjual ditutupi dengan terpal basah.
|
6.
|
Kamis 27 Juni 2013
08.00-11.00
|
Pembongkaraan 3 ret balok es
|
Terjual 51 balok es kepada
nelayan dan industri pengolahan ikan disekitar lokasi pabrik
|
sumber energi berasal dari
generator karena listrik sempat padam pada pukul 08.27 Wita
|
7.
|
Sabtu 29 Juni
2013
09.00-14.00
|
Pembongkaran 1 ret balok es
|
Terjual 12 balok es
|
Tersisa 5 balok es yang tak
terjual ditutupi dengan terpal basah.
|
8.
|
Senin 1 Juli 2013
08.30-17.00
|
Pembongkaran dan Pengisian
ulang 10 ret balok es
|
Terjual 170 balok es
|
125 Balok es terjual kepada
kontener dan 45 balok es hancur dan dijual.
|
9.
|
Selasa 2 Juli 2013
09.00-11.00
|
Pembongkaran dan pengisian
Ulang 3 ret balok es
|
Terjual 45 balok es
|
Tersisa 6 balok es yang tak
terjual ditutupi dengan terpal basah.
|
10.
|
Rabu, 20 Juli 2013
10.00-12.00
|
Pembongkaraan dan pengisian
ulang 1 ret es
|
Terjual 12 balok es
|
Tersisa 5 balok es yang tak
terjual ditutupi agar mengurangi pencairan menggunakan terpal basah.
|
11.
|
Sabtu 24 Juli 2013
11.00-15.00
|
Pembersihan tempat peluncuran
es dan perawatan mesin penghancur es
|
Tidak ada balok es yang terjual
|
Ada 3 ret balok es yang terjual
sekitar pukul 06.00
|
12
|
Senin 26 Juli 2013
09.00-16.00
|
Pembongkaran dan pengisian
ulang 16 ret balok es
|
Terjual 272 balok es
|
200 balok es terjual kepada
kontener sisanya terjual kepada nelayan dan industri yang ada disekitar
lokasi pabrik
|
13
|
Kamis
1 Agustus 2013
06.30-10.00
|
Pembongkaran 3 ret balok es dan
penghancuran balok es
|
34 balok es utuh terjual, 15
balok es yang sudah dihancurkan terjual,
|
2 balok es tersisa ditutupi
dengan terpal basah
|
14
|
Senin
13 Agustus 2013
10.00-13.00
|
Wawanccara dengan manajer
Pabrik untuk mendapatkan data tambahan untuk melengkapi laporan praktek dan
penjualan 2 ret balok es
|
Didapat data Bahwa penjualan
balok es di pabrik es Elvata pada bulan juni dan juli tercatat nasing-masing
sebesar
34 balok es terjual
|
|
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical